5 Orang dengan Keterbatasan yang Inspirasional

Meskipun memiliki keterbatasan fisik, kelima individu ini mampu meraih prestasi luar biasa berkat kerja keras, tekad kuat, dan dukungan orang-orang di sekitar mereka. Mereka menginspirasi kita untuk selalu mengejar mimpi meskipun menghadapi rintangan.

Helen Keller: Wanita Buta dan Tuli yang Menginspirasi Banyak Orang

Helen Adams Keller lahir dengan pendengaran dan penglihatan normal tapi ketika berusia 19 bulan, ia terserang demam yang merusak matanya dan gendang telinganya. Namun, dia tetap ingin belajar. Dengan bantuan gurunya, Annie Sullivan, Helen mempelajari sistem huruf tangan dan belajar berbicara dengan mengeja huruf-huruf ke tangan Annie.

Annie mengajari Helen Bahasa Inggris dan sastra tanpa menggunakan suara atau ekspresi wajah. Helen pun belajar membaca dengan merasakan bibir Annie membentuk kata-kata. Dengan semangat belajar yang tinggi, Helen lulus dari Institut Perkins untuk Buta pada tahun 1904 dan menerima gelar BA dari Universitas Radcliffe pada tahun 1930.

Helen menjadi penulis produktif, aktivis hak-hak perempuan dan buruh, serta advokat bagi orang-orang dengan cacat. Ia bertemu hampir semua presiden AS sejak Grover Cleveland hingga Lyndon B. Johnson. Beliau menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan keterbatasan untuk tetap mengejar mimpi.

Stephen Hawking: Ilmuwan Dengan Diagnosis Penyakit Melemahkan Yang Tidak Menyerah

Pada usia 21 tahun ketika masih kuliah di University College Oxford, Stephen Hawking didiagnosis menderita penyakit degeneratif ALS. Ia mulai kehilangan kontrol motorik pada tangannya dan akhirnya menjadi lumpuh total. Tetapi Hawking bukan hanya terus menerus belajar, dia juga menjadi salah satu ilmuwan terbaik dalam menjelaskan ilmu fisika teori.

Hawking mengembangkan ilmu kosmologi bersama Roger Penrose yang membuktikan bahwa Alam Semesta dimulai dengan Big Bang dan berakhir dengan Black Hole. Ia juga mengembangkan teori radiasi Hawking, yang menjelaskan bagaimana partikel materi dan radiasi bisa keluar dari lubang hitam meskipun tidak masuk ke dalamnya.

Meskipun lumpuh total, Hawking mampu menghasilkan tujuh buku populer tentang ilmu kosmologi yang membantunya menjadi salah satu ilmuwan terkenal di dunia. Hawking mendedikasikan hidupnya untuk penelitian ilmiah meskipun menghadapi keterbatasan fisik yang menantang.

Jean-Dominique Bauby: Penulis Berbakat dengan “Locked-In Syndrome”

Jean-Dominique Bauby adalah seorang penulis dan editor berbakat dari majalah Elle Prancis. Namun pada tahun 1995, ia menderita stroke berat di bagian otak yang mengendalikan gerakan otot, menyebabkan apa yang dikenal sebagai “Locked-in Syndrome”. Bauby tetap sadar namun hampir seluruh tubuhnya lumpuh kecuali kelopak matanya.

Setelah bangun dari koma, Bauby memutuskan tetap menulis meskipun harus mengedipkan mata kanannya untuk mengungkapkan setiap huruf. Ia menghabiskan delapan bulan mengedipkan mata lebih dari 200.000 kali untuk menulis buku 171 halaman The Diving Bell and the Butterfly. Buku otobiografi ini di adaptasi menjadi film dengan judul sama yang memperoleh nominasi Oscar.

Terinspirasi oleh semangat juang Bauby, sutradara film menganggapnya sebagai “Simbol manusia yang tidak pernah menyerah”. Bauby meninggal dua hari setelah bukunya dirilis namun kisahnya tentang semangat menulis meskipun lumpuh total terus berkelanjutan dan menginspirasi banyak orang.

John Nash: Ilmuwan Matematika dengan Schizofrenia

John Forbes Nash menderita gangguan skizofrenia paranoid sejak sekitar tahun 1959. Namun sebelumnya, dia telah membuat terobosan besar dalam matematika. Minatnya memenangkan beasiswa ke Universitas Princeton pada usia 17 tahun.

Nash membuat pencapaian penting dalam bidang teori harga seimbang di usia muda. Hasil kerjanya tentang matematika dalam ekonomi menginspirasi banyak ilmuwan. Ia menerima Penghargaan Nobel dalam Ekonomi pada tahun 1994 bersama dua ilmuwan lainnya.

Meskipun mengalami gangguan mental seperti paranoia, halusinasi, dan pemikiran aneh, Nash masih mampu kembali belajar dan mengerjakan penelitian. Penalarannya yang rasional dan matematis membantunya mengontrol gejala skizofrenia dan kemampuannya untuk hidup mandiri. Ia menjadi inspirasi bagi mereka yang menghadapi gangguan kejiwaan namun masih dapat meraih prestasi.

Christy Brown: Seniman yang Menguasai Lukis dengan Kakinya

Christy Brown lahir dengan cerebral palsy yang membatasi gerakan tangannya. Namun, ia menguasai kontrol yang sempurna atas kakinya. Ibunya merasa bahwa penyakit Brown tidak menghalangi potensi otaknya yang cerdas. Ia mengajarkan Brown berbagai macam hal dengan harapan menumbuhkan bakatnya.

Pada usia 24 tahun, Brown mulai menggunakan kakinya untuk menggambar dan melukis. Dengan latihan keras dan tangan ibunya sebagai tangan panduan, ia mampu menguasai lukisan dengan kakinya. Lukisannya yang artistik dipamerkan di Dublin dan lukisan-lukisannya pun terjual dengan harga tinggi.

Christy Brown juga menulis dengan memegang pena diantara jari kakinya. Buku otobiografinya yang berjudul “My Left Foot” menjadi buku laris internasional dan difilmkan menjadi film dengan judul yang sama. Kisahnya menginspirasi banyak orang dengan keterbatasan untuk tidak menyerah dan tetap meraih cita-cita mereka.

 

What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Categorized in: